Monday, May 20, 2013

Contoh Karya Tulis Ilmiah


Contoh Karya Tulis Ilmiah - Kaya ilmian merupakan hasil pemikiran sesorang yang di tuangkan dalam tulisan berdasarkan penelitian ilmiah yang telah di telitinya. Dikatakan karya ilmiah jika tulisan itu mengadung beberapa syarat karya ilmiah yaitu
  1. Isi dari pembahasannya tidak terlepas dari ruang lingkup pengetahuan ilmiah
  2. Dalam menusun Karya tulis Ilmiah Menggunakan pola berfikir ilmiah
  3. Dari segi tulisannya terlihat sosok tulisan ilmiah
  4. dll
Contoh karya tulis ilmiah ini saya rasa sudah lebih dari cukup mengandung beberapa sayarat karya tulis ilmiah. Dibawah ini meupakan Karya tulis ilmiah, silahkan anda baca mudah mudahan bermanfaat



KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya, pada semester IV, di tahun ajaran 2008, dengan judul Etos, Fokus dan UnsurKebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang etos dan kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Bpk. Djaya, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
  2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
  3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, Keluraga besar Juliana Tanjung atas kesediannya memberikan waktu untuk melakukan pengamatan, Fraida, Novi dan Yanuar atas wawancaranya, serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semuanya.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.
Tim Penyusun
ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia ini membahas keseluruhan tentang kebudayaan Jambi, yang terkadang sering luput dari pandangan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun apakah mengalami perbedaan secara adat karena perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan seperti dahulu (mulai terbentuknya). Contoh Karya Tulis Ilmiah

Tujuan pemulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberitahukan kepada orang banyak tentang etos, fokus dan kebudayaan dari suku Jambi, agar mereka semua dapat mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya adalah suku Jambi.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang kebudayaan Jambi lewat Internet, juga melalui buku-buku ensiklopedia tentang kebudayaan dan keanekaragaman suku di Indonesia. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga melakukan pengamatan secara langsung dengan salah satu keluarga Jambi di Jakarta selama dua hari. Dengan ikut tinggal bersama-sama mereka dan mengamati tingkah laku mereka. Kami juga melakukan wawancara, baik secara langsung kepada warga jambi yang tinggal di Jakarta maupun secara tidak lagsung seperti wawancara melalui telepon, email, dan chatting lewat internet kepada warga Asli Jambi yang tinggal di Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di Indonesia sendiri ternyata masih berbau adat leluhur yang kental dengan nilai dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung sampai sekarang. Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan adat kebudayaan Cina.
BAB 1
PENDAHULUAN
Contoh Karya Tulis Ilmiah

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.
B. Identifikasi Masalah

Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
  1. Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.
  2. Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.
C. Pembatasan Masalah
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.
D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”
E.Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.
F. Tujuan Penulisan

Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi
  2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

G. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.

I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil akhir penelitian.
J. Sistematika Penulisan

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.

Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di indonseia.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Contoh Karya Tulis Ilmiah

A. Definisi Kebudayaan

1. Definisi Etimologis
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal). Sedangkan, dalam bahasa Inggris, kebudayaan berarti culture yang berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani.
2. Definisi Konseptual
Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terdapat pengetahuan, kepercayaanm kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan kemampuan lainnya yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia.

Ralph Linton
Kebudayaaan adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
3. Definisi Operasional
Kebudayaan adalah sekumpulan adat, tradisi, nilai, norma, dan tata cara hidup yang dijalankan oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya adapt dari orang tua ke anak-anaknya; setiap hari sabtu minggu adalah hari untuk keluarga berkumpul. Tiddak ada kegiatan yang tidak dilakukan bersama-sama. Pergi, makan, dan lain-lain dilakuan bersama-sama.
B. Definisi Masyarakat

1. Definisi Etimologis

Masyarakat sebagai terjemahan dari istilah society (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin, yaitu societas yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya memiliki perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan.
2. Definisi Konseptual
Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai dominan dalam warganya.

Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomis.

Conrad Kottack
Masyarakat adalah hidup yang terorganisir di dalam kelompok.

Carol and Melvin Ember
Masyarakat adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu, bicara dalam bahasa yang sama yang tidak secara umum dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya.

3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut
C. Definisi Sosiologi

1. Definisi Etimologis

Menurut Auguste Comte, istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti kawan atau teman. Sedangkan, logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara. Jadi, sosiologi memiliki arti berbicara mengenai masyarakat.
2. Definisi Konseptual
William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaah pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Selo Soemardjan dan Soelarman Soemadi
Sosiologi adalah ilmu kenasyarakatan yang mempelajari struktur social, proses social termasuk perubahan social.

Pitirim Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:
  1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi, agama, keluarga, dan moral.
  2. Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial, misalnya gejala geografis dan biologis.
  3. Ciri-ciri umum semua jenis gelaja sosial yang lainnya

3. Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama dengan cukup lama, mandiri, memiliki kebudayaan yang sama dan turut serta memiliki kegiatan dalam lingkungan tersebut
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh Karya Tulis Ilmiah

A. Unsur Kebudayaan

1. Sistem Agama

Sebagian besar masyarakat Jambi memeluk agama Islam, yang kemudian disusul dengan agama Budha dan Kristen protestan. Mungkin ini juga karena dipengaruhi oleh warga pendatang yang datang ke Jambi yang kebanyakan berasal dari keturunan Cina atau TiongHua. Dalam tabel dibawah ini, dapat kita lihat persentase agama yang dianut masyarakat Jambi.


2. Sistem Bahasa

Bahasa Jambi adalah salah satu anak cabang bahasa Austronesia yang digunakan khususnya di wilayah Jambi bagian selatan, Provinsi Riau.

Ada dua kontroversi mengenai bahasa Jambi dengan Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap ini sebagai dialek melayu karena banyaknya kesamaan kosakata dan bentuk tuturan didalamnya. Sedangkan yang lain justru beranggapan, bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Melayu.

Orang Jambi senang menggunakan kata-kata arif serta pepatah-pepatah. Kata-kata kiasan umumnya berpedoman pada alam sekitarnya. Ketinggian martabat seseorang juga dapat ditandai dengan kemahirannya menggunakan kata-kata arif dan kiasan. Mereka tidak mengenal adanya perbedaan bahasa yang menunjukkan stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Bila didengarkan dengan seksama, maka bahasa Jambi terdengar hampir serupa dengan bahasa Padang, yang selalu diakhiri dengan kata ”o”. Hal ini mungkin dikarenakan suku Jambi dan suku Padang terletak dalam satu pulau yang sama yaitu, Kepulauan Sumatra.

3. Sistem Kekerabatan Bilateral
4. Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Jambi adalah bertani, berladang dan melaut Di Jambi sendiri kebanyakan daerahnya adalah berupa hutan. Sehingga mata pencaharian mereka didominasi oleh para petani biasanya pula mereka yang bertani berasal dari pedesaan. Dalam hal bertani, sama seperti kota-kota lainnya yang terletak di daratan rendah, adalah bertanam padi pada lahan kosong.

Sedangkan dalam hal melaut, mencari ikan di sungai merupakan mata pencaharian tambahan, begitu juga mencari dalam hal mencari hasil hutan. Usaha-usaha tambahan ini biasanya dilakukan sambil menunggu panen atau menunggu musim tanam berikutnya.

Karena di Jambi sendiri juga dihuni oleh masyarakat keturunan TiongHua, maka di zaman sekarang ini banyak pula warga masyarakat kaeturunan Cina di Jambi yang mencari pendapatan melalui proses berdagang. Ada yang berdagang mas, berdagang sembako dan adapula yang berdagang bahan-bahan material.

5. Sistem Pengetahuan
Jambi memiliki adat istiadat yang berdasarkan hukum islam sehingga secara garis besar segala pengetahuan dasar budaya Jambi bersumber pada ajaran Al-Quran. Sistem pengetahuan mereka juga dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional. Pengetahuan dasar ini mereka terapkan pada segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan pertanian dan pengobatan.

Pengetahuan tentang pertanian mereka terapkan terhadap alam, terutama yang berkaitan dengan musim.

Masyarakat Jambi terutama merka yang tinggal di pedalaman juga memakai obat-obat tradisional dalam proses penyembuhan orang sakit. Mereka menggunakan beberapa jenis tumbuhan alam dan minyak alami untuk dijadikan ramuan obat, misalnya ramuan obat untuk menyembuhkan penyakit demam yang berupa daun sitawar, sedingin, kumapai. Cekun, kunyit polai, dan jerangau. Di samping itu, juga digunakan berbagai jenis jeruk, akar kayu, bunga-bungaan, kepala muda, pinang, dll. Untuk bahan penangkal atau jimat kadang mereka menggunakan sisa-sisa besi dan benang warna. Benda-benda ini baru dapat dijadikan obat dan berkhasiat setelah dimantrai dukun. Hal ini dilakukan karena pengaruh dari kepercayaan tradisional. Mereka percaya bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat atau setan yang merasuk dalam tubuh. Cara penyembuhannya adalah dengan mengusir roh tersebut yangbiasa dilakukan oleh dukun. Sambil mengobati orang yang sakit itu, ia melakukan doa ritual. Biasanya ia membakar kemenyan sambil mengucapkan jampi-jampi. Beberapa doa penyembuhan lainnya digunakan bahasa Arab dan kadang-kadang ayat Al-Quran.

Bahkan, peristiwa melahirkan pun dapat ditangani dengan pengetahuan tradisional yang mereka miliki. Perempuan yang siap untuk melahirkan anak diberi minuman tradisional untuk memudahkan proses melahirkan. Sebetulnya, perempuan yang akan melahirkan ditolong oleh 2 orang. Seorang yang mendorong anak dari kandungan dan seorang yang menerima anak pada saat keluar dari kandungan. Walaupun demikian, aturan medis modern menolak melahirkan anak seperti yang digambarkan diatas, tetapi kelihatannya orang Jambi yang tinggal di pedalaman sudah cukup lama menggunakan metode ini, tidak membahayakan kesehatan si perempuan atau si anak.



Jenis Tumbuhan Yang Bermanfaat Bagi Orang Rimba
  1. Tubo ubi √ Umbi
  2. Duku √ Buah
  3. Durian √ Buah
  4. Manggis √ Buah
  5. Aren √ Buah
  6. Petai √ Buah
  7. Bayih √ Batang
  8. Manau √ Batang
  9. Rotan sabut √ Batang
  10. Rotan tebu-tebu √ Batang
  11. Rotan gelang √ Batang
  12. Rotan balam √ Batang
  13. Bedaro putuh √ Akar
  14. Selasih √ Akar
  15. Sirih hutan √ daun
  16. Ketepeng √ Daun
  17. K. Sakit pinggang √ Kulit
  18. Pisang-pisang √ Batang
  19. Keduduk √ Buah
  20. Kayu pengasih √ Batang

Contoh Karya Tulis Ilmiah
2. Jenis (Species) Tumbuhan Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Orang Rimbo Sungai Keruh Dan Sungai Serdang
  1. Bedaro Putih Euracum Equesitifilia - Jarang
  2. Kayu Bengkak Belum Terindentifikasi - Jarang
  3. Kayu Obat Kepala Belum Terindentifikasi - Jarang
(Sumber: Hasil Penelitian Kerinci Seblat Integrated Conservation and Development Project
Kerjasama Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Syaufuddin Jambi Tahun 1999)



6. Sistem Teknologi (Peralatan dan perlengkapan hidup)

A. Busana Tradisional Melayu Jambi

Suku Melayu Jambi adalah sebutan bagi orang-orang Melayu yang mendiami daerah sepanjang sungai Batang Hari, propinsi Jambi.

Dalam berbusana kaum wanita sehari-hari pada awalnya hanya dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan.
Sedangkan kaum prianya mengenakan celana setengah ruas yang melebar pada bagian betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga lebih leluasa geraknya dalam melakukan kegiatan seharihari. Pakaian untuk pria ini dilengkapi dengan kopiah sebagai penutup kepala.

Pada perkembangan berikutnya dikenal adanya pakaian adat. Pakaian adat ini lebih mewah daripada pakaian sehari-hari yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan pemakaian perhiasan sebagai pelengkapnya.



B. Pakaian Adat Pria

Laki-laki suku Melayu Jambi dalam berpakaian adat mengenakan lacak di kepalanya.Lacak ini terbuat dari: kain beludru warna merah yang diberi kertas tebal di dalammnya agar menjadikannya keras. Tutup kepala ini memiliki dua bagian yang menjulang tinggi, dengan julangan yang lebih tinggi pada bagian depannya.

Sebagai hiasan terdapat lukisan flora dari daun, tangkai clan bunga yang akan mekar. Bagian pinggir sebelah kanan diberi lukisan tali runci, yang diimbangi oleh penempatan bungo runci di sebelah kiri. Bungo runci ini berwarna putih dirangkai dengan benang, dapat berupa bunga asli atau tiruannya. Bajunya disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut tanggung karena panjangnya hanya sedikit di bawah siku tidak sampai ke pergelangan tangan.

Hal ini mengandung makna seseorang harus tangkas clan cekatan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Bahannya terbuat dari beludru warna merah diberi sulaman benang emas. Bagian tengahnya terdapat motif kembang bertabur atau kembang tagapo dan kembang melati, sedang bagian pinggirnya bermotifkan kembang berangkai atau pucuk rebung. Penutup bagian bawah disebut cangge (celana).

Bahannya masih dari beludru yang dilengkapi dengan tali sebagai ikat pinggang. Sudah menjadi kebiasaan di daerah Jambi mengenakan kain sarung songket yang dililitkan di pinggul. Tutup dadanya disebut teratai dada, karena bentuknya seperti bunga teratai dipasang melingkar leher sehingga menyerupai kerah. Kedua tangan dihiasi gelang kilat bahu terbuat dari logam celupan berlukiskan naga kuning.

Lukisan naga ini mengandung makna bila seseorang telah diberi kekuasaan janganlah diganggu. Dikenakan pula selempang yang menyilang badan terbuat dari songket warna merah keungu-unguan sebagai pasangan kain sarung dengan motif bunga berangkai clan beranting. Bagian pinggangnya dihiasi dengan selendang tipis warna merah jambu yang pada ujung ujungnya diberi umbai-umbai warna kuning.

Untuk memperkuat bagian pinggang ini digunakan pending berupa rantai dengan sabuk sebagai kepala terbuat dari logam. Kelengkapan lainnya adalah keris clan selop. Biasanya diselipkan di perut menyerong ke kanan melambangkan kebesaran sekaligus untuk berjaga-jaga. Sedangkan selop atau alas kaki yang berbentuk setengah sepatu berfungsi untuk melindungi kaki saat berjaalan.


C. Pakaian Adat Wanita

Busana untuk perempuan terdiri dari kain sarung songket clan selendang songket warna merah. Bajunya disebut baju kurung tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga melati, kembang tagapo, dan pucuk rebung.

Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat dari kain beludru merah dengan bagian dalam diberi kertas karton agar keras.

Ada juga yang menyebut duri pandan karena pada bagian depan tutup kepala ini diberi hiasan dari logam berwarna kuning berbentuk duri pandan. Untuk lebih memperindah diberi sulaman emas dengan motif bunga melati pecah.

Kelengkapan busana perempuan lebih banyak dibandingkan dengan yang dikenakan oleh pria. Pada perempuan dikenakan anting-anting atau antan dengan motif kupu-kupu atau gelang banjar. Kalungnya terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat dan kalung rantai sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dan cincin kijang atau capung.

Jumlah gelang yang dipakai pun lebih banyak meliputi gelang kilat bahu masing-masing lengan dua buah. Masih ditambah dengan gelang kano, gelang ceper dan gelang buku beban. Kesemuanya di pasang di lengan. Khusus untuk gelang buku beban bahannya berasal dari permata putih. Sementara untuk kaki dikenakan gelang nago betapo dan gelang ular melingkar. Disebut demikian karena bentuknya yang menyerupai naga dalam dongeng sedang tidur clan ular yang melingkar membentuk bulatan.

Sedangkan unsur-unsur kelengkapan yang lain seperti teratai dada (tutup dada), pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang, dan selop hampir sama dengan yang dikenakan pria. Bedanya bentuk motif yang lebih besar pada teratai dada dan pending.

Contoh Karya Tulis Ilmiah
D. Pakaian Baselang

Acara pada adat suku jambi dibedakan menjadi dua, kecil dan besar. Pembedaan ini mempengaruhi pada variasi pakaian yang dikenakan, khususnya yang dikenakan para gadis. Jika acaranya kecil maka pakaian yang dikenakan berfungsi ganda sebagai pakaian upacara maupun bekerja.

Kelengkapannya dengan sarung warna merah yang dipakai sedikit di bawah lutut (tanggung) dan baju kurung berlengan tanggung yang letaknya di luar kain, -selendang warna merah dililitkan di kepala serta membawa perlengkapan lain seperti ani-ani clan kiding (tempat padi).

Pada acara besar pakaian dibedakan untuk upacara dan bekerja. Dalam rangkaian upacara tersebut terdapat hiburan sehingga pakaian yang dikenakan pun lebih bagus.

Selendang songket yang dikenakan sebagai penutup kepala diberi sulaman benang emas dan umbai-umbai di ujungnya.


7. Sistem Kesenian

Provinsi Jambi sangat kaya akan kerajinan daerah, salah satu bentuk kerajinan daerahnya adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk aneka ragam. Kerajinan anyaman di buat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam–macam, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang–katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut Sempirai, Pangilo, lukah dan sebagainya. Kerajinan lainnya adalah hasil tenun yang sangat terkenal, yaitu tenunan dan batik motif flora.

Salah satu kesenian yang cukup populer adalah seni Randai. Seni Randai merupakan perpaduan antara Kaba, lagu, tari, dan sandiwara. Selain Randai, seni yang cukup terkemuka adalah Rarak Godang, Kayat, Zikir, dan Kaba. Sedangkan alat musik yang digunakan adalah calempong, ogung gong, dan gendang. Seni sastra yang berkembang antara lain pantun, pepatah, dan Kayat.

Untuk memperkuat dan memelihara adat istiadat yang ada pada masyarakat Jambi, ada berbagai kegiatan kesenian dan sosial budaya kerap di lakukan, antara lain:
  • Tradisi Berdah (dilaksanakan saat terjadi bencana dengan tujuan menolak bencana)
  • Kenduri Seko (bertujuan untuk membersihkan pusaka dalam bentuk keris, tombak, Al Kitab dalam bentuk Ranji–ranji Kuno)
  • Mandi Safar (dilaksanakan pada hari Rabu di akhir bulan Safar bertujuan untuk menolak bala)
  • Mandi Belimau Gedang (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan menyucikan dan mengharumkan diri)
  • Ziarah Kubur (dilaksanakan menjelang Ramadhan dengan tujuan mendoakan arwah leluhur)

Ada berbagai macam jenis tari-tarian, antara lain:
  1. Tari Sumbe (Tarian persembahan untuk para dewa)
  2. Tari Rangguk (Tarian anak pesta rakyat)
  3. Tari Musik Mumkin (Tari untuk permainan musik orang buta)
  4. Tari Lesung Gilo (Tari untuk permainan lesung diiringi mantra-mantra)
  5. Tari Bakisa (Tarian menumbuk padi)
  6. Tari Asik (Tarian untuk mengusir bala penyakit)
  7. Tari JapinTari HadrahTari RanggukTari Aek Sakotak.

Contoh:

Peralatan Tari Rangguk ( tarian tradisional dari Jambi )


1. Rebana

Berbagai ukuran. Jumlahnya bergantung jumlah pemain (biasanya 5—10 orang). Dalam suatu pertunjukkan mereka duduk melingkar, menabuh rebana, berpantun dan mengangguk-anggukan kepala.


2. Rangguk

Pada mulanya rangguk hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Biasanya di sore hari dan bertempat di beranda rumah (setelah seharian bekerja di sawah atau kebun). Tujuannya adalah sebagai pelepas lelah dan sekaligus hiburan. Kaum perempuan tidak diperkenankan untuk melakukan tarian ini (tabu). Selaras dengan perkembangan zaman, fungsi rangguk juga mengalami perubahan. Jika pada mulanya hanya sekedar sebagai hiburan, maka kini menjadi sebuah tarian khusus untuk upacara penyambutan tamu. Para pemainnya pun juga tidak lagi duduk secara melingkar, tetapi berdiri (berbaris) sambil mengangguk-anggukkan kepala kepada setiap tamu yang datang, melantunkan berbagai macam pantun selamat datang, dan mengiring tamu sampai ke tempat yang telah ditentukan (depan pintu balai desa).

Kesenian dari jambi sendiri yangpaling dikenal oleh masyarakat luas adalah Batik Jambi yang paling terkenal di daerah Sumatra. Tapi juga sering di ekspor keluar negeri bahkan cukup terkenal pula di Indonesia.


B.Etos Kebudayaan

Etos kebudayaan adalah suatu kebudayaan yang seringkali memancarkan suatu watak yang khas tertentu yang tampak dari luar, seperti yang tampak oleh orang dari kebudayaan lain. Watak khas tersebut seruingkali terlihat dari gaya tingkah laku, kegemaran, dan berbagai benda budaya hasil karya masyarakat tersebut. Di Jambi sendiri etos kebudayaanya hampir serupa dengan suku-suku lain yang tinggal di Pulau Sumatra, bisa kita lihat dari etos kebudayaan suku Batak, yaitu cenderung keras, berbahasa kasar (kencang), dan berparas sangar. Tapi terkadang ada juga yang mirip dengan etos dari suku padang yaitu, raut wajahnya angkuh, dan tidak ramah, dan suka perhitungan (pelit).

Contoh Karya Tulis Ilmiah
C.Fokus Kebudayaan

Fokus kebudayaan adalah suatu unsur kebudayaan atau beberapa pranata tertentu yang merupakan unsur pokok dalam kebudayaan mereka sehingga unsur itu disukai oleh sebagian besar warga masyarakatnya dan dengan demikian mendominasi banyak aktivitas dalam kehidupan masyarakat tersebut. Fokus kebudayaan jambi adalah dapat dilihat dari segi sistem mata pencahariannya yaitu kebanyakan, bahkan hampir semua masyarakatnya hidup sebagai petani.

Karya Tulis Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarat: Rineka Cipta.
Chodwich, bruce A., dkk. 1991. Terjemahan Dr. sulistia M.L., dkk. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. IKIP Semarang Press.
Rahmat, Jalahudin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Patmono, S.K. 1996. Teknik Jurnalistik Tuntunan Praktis untuk Menjadi Wartawan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Sumber :
http://www.tamanmini.com/anjungan/jambi/daerah
http://www..html

Hasil wawancara langsung dari:
Juliana Tanjung
Novi Permata Sari
Farida

Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep


Pengertian Ketuban Pecah Dini - Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Arif Mansjoer, 2001: 310).

Pengertian Ketuban Pecah Dini Preterm
Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnion sebelum  proses persalinan dimulai pada kehamilan kurang bulan (preterm) (Pillitteri, Adele, 2002 :107).
Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep

Patogenesis
  • Adanya hipermotilitas rahim yang sudah terjadi sebelum ketuban pecah
  • Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) 
  • Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) 
  • Ketuban pecah artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.
    (Rustam Mochtar,1998 : 256)

Faktor Predisposisi 
  • Overdistensi uterus
  • Malposisi  
  • Disproporsi 
  • Serviks inkompeten 
  • Keadaan sosial ekonomi yang rendah
    (http://medlinux.blogspot.com/2007)

Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut:
  • Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
  • Bila terjadi pembukaan serviks selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
    (Manuaba,1998 : 229)
Dalam catatan kuliah OBGIN Plus disebutkan bahwa mekanisme terjadinya ketuban pecah dini preterm adalah sebagai berikut: “Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintetis maupun regradasi jaringan kolagen dikontrol oleh  sistem aktivitas dan inhibisi
Interleukin-1   (IL-1). Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan peningkatan aktivitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimenasasi kolagen dan selaput korioamnion, menyebabkan selaput ketuban tipis lemah dan mudah pecah (http://www.geocities.com/2008).


Manifestasi Klinis 
  • Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak
  • Dapat disertai demam bila ada infeksi 
  • Janin mudah diraba 
  • Pada pemeriksaan dalam ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering 
  • Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
    (Arif Mansjoer, 2001 : 310)
Ketuban Pecah Dini
Diagnosis 
  • Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut lanugo dan bila terinfeksi berbau.
  • Inspekulo : melihat dan memperhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.
  • Gunakan kertas lakmus (litmus)
    Bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban 
    Bila menjadi merah (asam) berarti urin 
  • Pemeriksaan pH forniks posterior pada KPD adalah basa (air ketuban) 
  • Pemeriksaan histopologi air (Ketuban) 
  • Aborizaton dan sitologi air ketuban.  (Rustam Mochtar, 1998 : 256) 
  • Pemeriksaan leukosit darah >15.000/ul bila terjadi infeksi 
  • Amniosintesis (Arif Mansjoer, 2001 : 313)

Pengaruh Ketuban Pecah Dini 
  • Terhadap Janin
    Meskipun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uterin lebih dulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.   
  • Terhadap Ibu
    Karena jalan telah terbuka, akan terjadi infeksi intra partal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu, juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia serta dry-labor (partus kering). ibu akan lelah karena terlalu lama berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan naik, nadi cepat dan muncul gejal-gejala infeksi. 
    (Rustam Mochtar, 1998 : 257)

Komplikasi
1 Janin
a. IUFD
  • Definisi
    Inrta Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 786).
  • Penilaian Klinik 
    • Pertumbuhan janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingga tinggi fundus uteri mengecil.
    • Bunyi jantung janin tak terdengar dengan fetoskop 
    • Ibu merasakan gerakan janin menghilang 
    • Berat badan ibu turun 
    • Tulang kepala kolaps 
    • Hasil pemeriksaan USG terlihat tidak ada kehidupan pada janin 
    • Pemeriksaan radiologi :  tulang kepala janin tampak tumpang tindih satu sama lain, tulang  belakang hiperfleksi,  tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah. 
    • Edema disekitar tulang kepala 
    • Pemeriksaan hCG urin menjadi negatif (Abdul Bari S, 2002 :335)

  • Komplikasi 
    • Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara janin dan persalinan cukup lama
    • Infeksi bila ketuban pecah 
    • Terjadi koagulopati bila kematian jnain berlangsung lebih dari 2 minggu (Abdul Bari S, 2002 :336)

Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab Masalah Artikel

Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab Masalah Artikel


Pengertian gizi buruk - Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari hari (Admin, 2008)

Klasifikasi gizi - Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab, Masalah, Artikel
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut  reference.    Buku antopometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS dengan indeks berat menurut umur, indeks tinggi badan menurut umur, berat badan dibanding tinggi badan (Supariasa, 2002).

Faktor penyebab masalah gizi
UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi buruk dapat disebabkan oleh : 
  • Penyebab Langsung
    Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi buruk. Timbulnya gizi buruk tidak hanya  dikarenakan asupan makanan  yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup banyak makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi buruk. Demikian pula dengan anak yang tidak memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
  • Penyebab tidak langsung
    Ada tiga penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah gizi yaitu : 
    1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.
      Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah maupun mutu gizinya. 
    2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, baik fisik, mental dan sosial. 
    3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan  air bersih dan sarana kesehatan dasar (Posyandu) yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. (Supariasa, 2002)
Makalah Gizi buruk
Tanda-tanda gizi  buruk   
Pengukuran antropometri, apabila berat badan menurut umur (BB/U) dibandingkan dengan tabel Z-score, apabila berada kurang dari - 3 SD positif gizi buruk kemudian dicocokkan dengan  z-score (TB/PB terhadap BB) apabila juga positif gizi buruk berarti termasuk gizi buruk kronis apabila dengan TB/BB tidak positif maka termasuk gizi buruk akut, apabila tidak ada alat ukur TB dan PB bisa juga  dilanjutkan dengan pengukuran LILA bagian kiri balita, apabila LILAnya kurang dari 11,5 cm maka balita tersebut gizi buruk akut.

Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.  Marasmus dengan tanda-tanda : 
  • Anak sangat kurus
  • Wajah seperti orang tua. 
  • Perut cekung 
  • Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit

b.  Kwashiorkor
Edema diseluruh tubuh, terutama pada wajah membulat dan sembab, rambut kusam, mudah dicabut.
c.  Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic kwashiorkor pada KMS ada juga istilah BGM adalah keadaan dimana letak berat badan balita berada  dibawah  garis merah bada KMS Balita BGM belum tentu gizi buruk tetapi kalau status gizi buruk balita pasti BGM.  (Abdur, 2008)

Penatalaksanaan Gizi Buruk
1.  Rumah Tangga 
  • Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat badannya.
  • Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan 
  • Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun. 
  • Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan.  
  • Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila  balita mengalami sakit atau 

2. Posyandu
  • Kader melakukan penimbangan balita setiap bulan di posyandu serta mencatat hasil penimbangan pada KMS.
  • Bagi balita dengan berat badan tidak naik (“T”) diberikan penyuluhan gizi seimbang dan PMT Penyuluhan. 
  • Kader memberikan PMT-Pemulihan bagi balita dengan berat badan tidak naik 3 kali (“3T”) dan berat badan di bawah garis merah (BGM). 
  • Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukan gizi buruk dan penyakit penyerta lain.
3. Pusat Pemulihan Gizi (PPG)
PPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepada masyarakat yang ada di desa dan dapat dikembangkan dari posyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita KEP. Penanganan PPG dilakukan oleh kelompok orang tua balita (5-9 balita) yang dibantu oleh kader untuk menyelenggarakan PMT Pemulihan anak balita.  Layanan yang dapat diberikan adalah:
  • Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita penyakit penyerta lain dapat dilayani di PPG. 
  • Kader memberikan penyuluhan gizi/kesehatan serta melakukan demonstrasi cara menyiapkan makanan untuk anak KEP berat/gizi buruk.  
  • Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu sekali untuk memantau perubahan berat badan dan mencatat keadaan kesehatannya. 
  • Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning atau di bawah garis merah (BGM) pada KMS, kader  memberikan PMT Pemulihan.  
  • Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan jadi dan diberikan setiap hari. 
  • Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning pada KMS teruskan pemberian PMT pemulihan sampai 90 hari. 
  • Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum berada di pita warna hijau pada KMS kader merujuk anak ke puskesmas untuk mencari kemungkinan penyebab lain.  
  • Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau pada KMS, kader menganjurkan pada ibu untuk mengikuti pelayanan di posyandu setiap bulan dan tetap melaksanakan anjuran gizi dan kesehatan yang telah diberikan.
  • Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/gizi buruk dari posyandu dalam wilayah kerjanya serta pasien pulang dari rawat inap di rumah sakit.
  • Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan dicek dengan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.  
  • Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garis merah (BGM) dianjurkan kembali ke PPG/posyandu untuk mendapatkan PMT pemulihan. 
  • Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60% Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS) tanpa disertai komplikasi, anak dapat dirawat jalan di puskesmas sampai berat badan nya mulai naik 0,5 Kg selama 2 minggu dan mendapat PMT-P dari PPG. 
  • Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik, lakukan pemeriksaan untuk evaluasi mengenai asupan makanan dan kemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke rumah sakit untuk mencari penyebab lain. 
  • Anak KEP berat/gizi buruk dengan komplikasi serta ada tanda-tanda kegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah sakit umum 
  • Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak KEP berat/gizi buruk tanpa komplikasi   
  • Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP berat/ gizi buruk (dilakukan di pojok gizi buruk). 
  • Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1 kali per minggu. 
  • Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi buruk setiap dua minggu sekali. 
  • Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk KEP berat/ gizi buruk. 
  • Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang perkembangan berat badan dan kemajuan asupan makanan (www.gizi.net).

Daftar Pustaka Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab, Masalah, Artikel

Admin, 2008. Marasmus.http//www.library.usu.co.id

Abdur. 2008. Gizi Buruk.http://www.pamekasan on the web.co.id

Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Pengertian Gizi dan Zat Gizi Definisi Pada Makanan


Pengertian Gizi (nutrient) - adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2005). Menurut Sediaoetama, 1997 (dalam Santoso, 2004), gizi atau makanan merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energi atau tenaga,  menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan tubuh, mengatur metabolisme dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

Pengertian Gizi dan Zat Gizi Definisi Pada Makanan
Pengertian Zat gizi - Secara umum zat gizi kita kenal  ialah : karbohidrat atau hidrat arang, protein, atau zat putih telur, lemak vitamin-vitaimin dan mineral. Ada kelompok ahli yang menambahkan air oksigen dengan alasan ini belum diterima oleh semua ahli (Sediaoetama, 2000). Penjelasan singkat kelima zat gizi tersebut adalah :

  1. Karbohidrat atau hidrat arang
  2. Protein atau zat putih telur 
  3. Lemak 
  4. Vitamin 
  5. Mineral
Manfaat zat gizi
Penggolongan bahan makanan berdasarkan fungsi dari zat gizinya menurut Sediaoetama, (2000) adalah :
  1. Zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok. Zat tenaga dari makanan pokok digunakan untuk pertumbuhan dan untuk beraktivitas.  
  2. Zat gizi pembangun sel, terutama diduduki oleh protein sehingga bahan pangan lauk-pauk tergolong dalam bahan makanan sumber zat pembangun berguna untuk perkembangan. 
  3. Zat gizi pengatur, ke dalam kelompok ini termasuk vitamin dan mineral. Zat pengatur diperlukan anak agar organ tubuh anak berfungsi dengan baik. 

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kesehatan Kehamilan


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kesehatan Kehamilan - Beberapa teori yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, , antara lain : (Notoatmodjo, 2003)

Teori Lawrence Green (1980)
Menurut Green, ada 3 fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku, yakni:

  • Faktor predisposisi (predisposing factor)
    Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
  • Faktor pemungkin (enabling factor)
    Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan.
  • Faktor penguat (reinforcing factor)
    Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Di samping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. 

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B = f (PF, EF, RF)
dimana :
B     = Behavior
PF     = Predisposing factors
EF    = Enabling factors
RF    = Reinforcing factors

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seorang ibu hamil yang tidak mau memeriksakan kehamilannya di puskesmas disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat dari pemeriksaan kehamilan bagi ibu dan janin yang dikandung (predisposing factors). Tetapi barangkali juga karena rumahnya jauh dari puskesmas tempat memeriksakan kehamilannya atau peralatan yang tidak lengkap (enabling factors). Sebab lain mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah memberikan contoh / penyuluhan tentang pentingya pemeriksaan kehamilan (reinforcing factors).

Perilaku mencakup 3 domain, yakni : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan atau praktik (practice) (Notoatmodjo, 2003). Oleh sebab itu, mengukur perilaku dan perubahannya khususnya perilaku kesehatan juga mengacu kepada 3 domain tersebut. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
a.   Pengetahuan kesehatan (health knowledge)

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan meliputi :
  1. Pengetahuan tentang risiko yang bisa saja terjadi dalam kehamilan
  2. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan/atau mempengaruhi kesehatan kehamilan
  3. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional maupun tradisional
  4. Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga maupun kecelakaan lalu lintas dan tempat-tempat umum
Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan seperti tersebut diatas adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-komponen kesehatan.

b.  Sikap terhadap kesehatan
Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, yang mencakup sekurang-kurangnya 4 variabel yaitu :
  1. Sikap terhadap risiko yang bisa saja terjadi selama kehamilan.
  2. Sikap tentang faktor-faktor yang terkait dan/atau mempengaruhi kesehatan
  3. Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional maupun tradisional
  4. Sikap untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga maupun kecelakaan lalu lintas dan tempat-tempat umum
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku


c.   Praktik kesehatan (health practice)
Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan. Tindakan atau praktik kesehatan ini juga meliputi 4 faktor yaitu :

Aspek perilaku di dalam kesehatan
  1. Tindakan atau praktik sehubungan dengan risiko yang bisa saja terjadi selama kehamilan.
  2. Tindakan atau praktik sehubungan faktor-faktor yang terkait dan/atau mempengaruhi kesehatan
  3. Tindakan atau praktik sehubungan fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional maupun tradisional
  4. Tindakan atau praktik sehubungan untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga maupun kecelakaan lalu lintas dan tempat-tempat umum.(Notoatmodjo, 2003)
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Green, Lawrence., Kreuter, Marshal., Deeds, Sigrid. 2000. Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik. Jakarta

Pengertian Antenatal Care (ANC ) Menurut Para Ahli

Pengertian Antenatal Care (ANC ) Menurut Para Ahli


Pengertian Antenatal Care - Antenatal care  adalah pemeriksaan kehamilan (Siti M, 2005). Antenatal care (ANC) diartikan sebagai pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, I.B.G, 1998).


Melalui  antenatal care dapat ditapis kehamilan risiko tinggi, risiko meragukan untuk mendapatkan konsultasi dan penanganan yang lebih baik, sedangkan kehamilan dengan risiko rendah dapat dilakukan pertolongan setempat (Manuaba, I.B.G, 2001).
Cakupan Perawatan Antenatal
Perawatan antenatal mencakup:
  1. Pengawasan kehamilan untuk melihat apakah segalanya berlangsung normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan yang timbul, dan untuk mengantisipasi semua masalah selama kehamilan, persalinan, dan periode postnatal.
  2. Penyuluhan atau pendidikan mengenai kehmilan dan bagaimana cara-cara mengatasi gejalanya. 
  3. Persiapan (baik fisik maupun psikologis) bagi persalinan serta kelahiran, dan pemberian petunjuk mengenai segala aspek dalam perawatan bayi. 
  4. Dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis. (Farrer, H, 2001)
Tujuan Antenatal Care

Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan untuk: 
  1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
  2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas. 
  3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana. 
  4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)

Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian

Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian


Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian)

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara aktif                          

Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat dibasmi,  dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi (Dinkes.Prov.Jatim, 2006). 

Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target imunisasi  mencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah diimunisasi (www.indomedia.com)

Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting, 2005).


Macam-macam Imunisasi Dasar
Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin )

1)  Diskripsi
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2. 

2)  Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).

3)  Cara Pemberian dan Dosis : 
  • Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
  • Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

4)  Kontra indikasi :
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5)  Efek samping :
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan  tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

Pengertian Kehamilan Normal dan Tanda Bahaya Kehamilan Menurut Para Ahli

Pengertian Kehamilan Normal dan Tanda Bahaya Kehamilan Menurut Para Ahli


Pengertian Kehamilan Menurut Sarwono - Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan  memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan  terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai  terjadi gejala ireversibel pada organ vital (Sarwono P. 2002: 279).

Definisi Kehamilan - Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, I.B.G, 1998).
Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir (Judi J.E, 2002).

1. Pembagian Umur Kehamilan
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian, masing-masing: 
  • Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
  • Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu) 
  • Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Hanifa W, 2005)

2. Gambaran Kehamilan Normal
Gambaran dari kategori diagnosis kehamilan normal adalah:
  • Ibu sehat
  • Tidak ada riwayat obstetri buruk 
  • Ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan 
  • Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, A.B, 2002)

Makalah Kebidanan

Friday, May 17, 2013

Makalah Kebidanan

KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdullilah  kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Konsep Kebidanan” dalam hal ini kami mengambil materi “TEORI & MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN” ini dengan baik dan lancar.
Makalah teori & model konseptual asuhan kebidanan ini diperuntukan khusus untuk mahasiswa program studi kebidanan Stikes Indramayu agar memudahkan proses belajar mengajar di Stikes Indramayu.
Dalam penyususnan makalah ini tentunya kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan beberapa pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karenanya kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan”
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin


Indramayu,   Oktober 2009

Penyusun

DAFTAR ISI


Kata Pengantar         i
Daftar Isi         ii
Bab I    Model Konseptual Asuhan Kebidanan         1
A.    Pengantar Teori Kebidanan         1
B.    Pengantar Teori dalam Praktek Kebidanan         1
C.    Model dan Teori dalam Praktek Kebidanan         3
D.    Teori Ramona T. Mercer         4
E.    Teori Reva Robin         8
F.    Teori Jean Ball         12
G.    Teori Ela Joy Lenrman         13
H.    Teori Orem         15
I.    Teori Ernestine Wiedenbach         20
J.    Model Konseptual Asuhan Kebidanan         21

BAB I
MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

A.    PENGANTAR TEORI KEBIDANAN
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat, menagemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi dengan mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya. (Lang, 1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat menguraikan secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan.

B.    PENGANTAR TEORI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian  terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistic, mudah dilakukan dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk peningkatan kualitas pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas bila tingkat pelayanan tersebut seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian standar penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan.
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah bahwa diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan sebenamya merupakan tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada pengalaman praktek yang terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk membantu dalam menentukan kebutuhan operasional dalam penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme peralatan dan obat yang diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan perbaikan yang lebih spesifik.


MAKALAH ASKEB KEHAMILAN NORMAL

Wednesday, May 15, 2013


MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN NORMAL

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufik serta hidayahNya, sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan selalu tertuju kepada para sahabat dan keluarga beliau serta para pengikut beliau.
Makalah ini berjudul “Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Dalam Negeri”, guna memenuhi tugas mata kuliah konsep kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak guna kesempurnaaan makalah ini.
Bireuen,16 Maret 2011
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada permulaan kehamilan adalah setiap bulan wanita
melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi) , yang ditangkap oleh umbai-umbai
(fimbriae) dan masuk dalam saluran telur. Waktu persetubuhan (coitus) ,cairan semen ttumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur.pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang menggembung di tuba valopi.
Di sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengelurkan ragi untuk mencairkan zat-zat yangv meliondungin ovum kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki , masuklah 1 sel mani dan kemudian berstu dengan sel telur.
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut gerak tuba) menuju ruan rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang diruan rahim , peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6 sampai 7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi embrio dan janin , dipersiapkan uri (plasenta). Japat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa(sel), pembuahan (konsepsi = vertilisasi) , nidasi dan plasentase.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Dalam rangka untguk memenuhi tugas mata kuliah askeb 1
2. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai kehamilan