HIPERTENSI

Wednesday, May 27, 2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya.
  Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.
 Data survey dari Tim Kesehatan Pada tanggal 24 Januari 2005 jumlah pasien 5 rumah sakit di Kota Banda Aceh Menunjukkan Tingkat Penderita Hipertensi Mencapai 3%. Sisanya ISPA 30%, Gatal-gatal 25%, Nyeri lambung 12%, Kejiwaan 10%, Luka-luka 9%, Malaria 5%, Diare 3%, Radang paru-paru 1%, Sakit kepala 1%, Penyakit lain 1 % Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.

B.     Rumusan Masalah
1.         Bagaimana etiologi /penyebab hipertensi ?
2.         Masalah apa yang akan dirasakan penderita hipertensi ?
3.         Bagaiman patofisiologi terjadinya hipertensi ?
4.         Sebutkan tanda dan gejala hipertensi ?
5.         Sebutkan klarifisikasi hipertensi ?
6.         Bagaiman cara penatalaksanaan hipertensi ?
7.         Pemeriksaan penunjang terhadap penyakit hipertensi ?
8.         Apa komplikasi penyakit hipertensi ?

C.    Tujuan Umum dan Khusus
a.       Tujuan umum
Ø  Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan penulis mengetahui penyakit hipertensi dan mampu melakukan perawatannya.
b.      Tujuan Khusus
Ø  Setelah dilakukan penyuluhan penulis dapat mengetahui tentang pengertian hipertensi, gejala / tanda hipertensi, penyebab hipertensi, akibat hipertensi, akibat hipertensi, pencegahan hipertensi.
Ø  Penulis dapat melakukan perawatan pada pasien yang menderita hipertensi.
Ø  Penulis dapat memberikan dukungan kepada pasien yang menderita hipertensi.

D.    Mamfaat
1.      Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit hipertensi dan mampu menerapkan teori – teori yang di dapat di dalam instisusi pendidikan.
2.      Sebagai salah satu sumber literatur dalam perkembangan dibidang profesi keperawatan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smith Tom, 1995 ). Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg    ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2000 : 144). Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453). Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior (Mansjoer, 2000 : 144).
B.     Etiologi /Penyebab
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a.       Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,
b.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %  sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yangsering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output ataupeningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a.       Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport Na.
b.      Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.
c.       Stress Lingkungan.
d.      Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
a.       Elastisitas dinding aorta menurun.
b.      Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c.       Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.       Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e.       Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.




C.    Masalah
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a.       Mengeluh sakit kepala, pusing.
b.      Lemas, kelelahan.
c.       Sesak nafas.
d.      Gelisah.
e.       Mual.
f.       Muntah.
g.      Epistaksis.
h.      Kesadaran menurun.

D.    Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
 Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan gerontology.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurangkemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
E.     Tanda dan Gejala
(Menurut : Edward K Chung, 1995 ). Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a.       Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b.      Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalamkenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.


F.     Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :
No
Kategori
Sistolik (mmHg)
Distolik (mmHg)
1.
Optimal
<120
>80
2.
Normal
120 - 129
80 – 84
3.
High Normal
130 - 139
85 – 89
4.
Grade 1 (ringan )
140 - 159
90 – 99
5.
Grade 2 (sedang)
160 - 179
100 – 109
6.
Grade 3 (berat)
180 - 209
100 – 119
7.
Grade 4 (sangat berat)
>210
>120

G.    Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : Penatalaksanaan Medis.

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan :
1.      Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a.       Diet.
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b.      Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
2.      Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
a.       Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b.      Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c.       Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d.      Tidak menimbulakn intoleransi.
e.       Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

H.    Pemeriksaan Penunjang
a.       Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b.      Pemeriksaan retina.
c.       Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
d.      EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e.       Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f.       Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjalterpisah dan penentuan kadar urin.
g.      Foto dada dan CT scan.



I.       Komplikasi
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung. gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
a.       pusing,
b.      mudah marah,
c.       telinga berdengung,
d.      mimisan(jarangan),
e.       sukar tidur,
f.       sesak nafas,
g.      rasa berat di tengkuk,
h.      mudah lelah,
i.        mata berkunang-kunang.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
a.       Gangguan penglihatan,
b.       Gangguan saraf,
c.       Gagal jantung,
d.      Gangguan fungsi ginjal,
e.       Gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejangdan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a. Stroke
b.  Gagal jantung
c. Ginjal
d.  Mata















BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    Pengkajian
Tanggal pengkajian     : 26 juli 2012
Sumber                        : Orang tua pasien
Metode                        : Observasi
Kamar                         : Upin
Ruang                          : Anak

B.     Indetitas Pasien
Nama                           : M.Y
Umur                           : 67 tahun
Agama                         : Islam
Suku / bangsa              : Aceh / Indonesia
Jenis kelamin               : Laki-laki
Alamat                                    : Plimbang

C.    Indetitas Penanggung Jawab
Nama                           : M. J
Agama                         : Islam
Alamat                                    : Plimbang
Hub. dg pasien            : Ana

D.    Keluhan
Keadaan umum           : Sedang
Kesadaran                   : Compos
Tekanan darah             : 169 / 101 mmHg
Pernapasan                  : 16x /i
Temperature                : Afebris
Nadi                            : 107x /i
Pemeriksa                    : Dr. Liza F
Keluhan utama            : Pusing
Keluhan tambahan      : Nyeri kuduk
                                      Lemas
                                      Badan bergetar
Riwayat penyakit        : Hipertensi

E.     Pemeriksaan Dokter
Fisik                            : -
Diagnosa                     : Hipertensi
Tindakan                     : -
Konsul ahli                  : Dr. Liza F

F.     Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Pemeriksaan
Hasil
Normal
Satuan
Leukosit
3.9
4 – 12
/mm
Hemoglobine
11.5
14 – 18
g/dl
Hematokrit
32
40 – 54
%
Eritrosit
3.9
4.2 – 6.2
M/ul
Trombosit
171
150 – 400
k/ul
LED
17
0 – 10
mm / j



G.    Rencana Asuhan Keperawatan

No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Rencana Tindakan
1.
-          Gangguan rasa nyaman, nyeri sehubungan dengan riwayat penyakit.
Os = os mengeluh nyeri  kuduk.
Os mengeluh.
Do =  Os Nampak gelisah,
-   badan bergetar


-       Nyeri tidak hilang.
-       Tidak lemas lagi.
-          Kaji tingkat nyeri.
-          Ciptakan suasana yang tenang.
-          Kaloborasi dengan tim medis.
2.
Potensial gangguan faetac distress berhubungan dengan kekurangan suplai darah
Kematian ibu dapat dicegah.
Kriteria hasil :
-          Tekanan darah normal (100/70-130/ 80 mm/Hg )
-      Istirahatlah pasien dalam ruangan yang tenang.
-      Monitor tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan denyut jantung.
-      Observasi keadaan pasien.

3.
Potensial terjadinya hipertensi berhubungan dengan pembuluh darah cerebral meninggi.
-          Pasien mengeluh.
-          Tekanan darah meningkat diatas 160 / 110 mm/Hg.
Tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kriteria hasil :
-       TO normal 100 /70 – 130 / 80 mm / Hg.
-      Pasien di istirahatkan didalam kamar yang bebas rangsangan.
-      Monitor tanda- tanda vital.
-      Beri obat untuk menurunkan darah.
-      Ukur dan catat intake dan output.

4.
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan proses penyakit.
Aktivitass pasien terpenuhi.

Kriteria hasil :
-      Pasien dapat melakukan aktivitas sehari –hari.
-      Pasien mau bergerak.
-      Kaji tingkat keterbatasan gerak.
-      Beri / anjurkan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.
-      Bantu pasien dalam memenuhi kebetuhannya.
-      Lakuakan mobilitas pasien setiap 2 jam sekali.

5.
Ganguan pola istirahat berhubungan dengan proses perjalanan penyakit.
-        Pasien bertanya tentang yang terjadi pada tubuhnya.
-        Pasien tampak tidak tenang.
-        TO> 160 / 110 mm / Hg.
Cemas tidak terjadi setelah diberitaukan.

Kriteria hasil :
-       Pasien mengatakan memahami tentang yang terjadi pada tubuhnya.
-       Ekspresi wajah pasien tenang.
-      Monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui addanya perubahan yang terjadi.
6.
Cemas berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah.
-       Pasien bertanya tentang perubahan yang terjaddi pada tubuhnya.
-       TO meningkat > 160 / 110 mm / Hg.
Cemas tidak terjadi setelah diberikan tindakan keperawatan.
-      Ekspresi wajah pasien tenang.
-      Pasien mengatakan memahami tentang yang terjadi pada tubuhnya.
-      Beri waktu untuk mendengar keluhan-keluhan pasien / keluarga.
-      Mintakan pasien untuk mengungkapkan perasaannya kembali setelah diberikan penjelasan.















BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2000). Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu hipertensi essensial (hipertensi primer) dimanahipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah faktor keturunan, ciri keseorangan, dan kebiasaan hidup.
B.     Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi serta paham bagaimana patofiologi yang terjadi pada klien dengan hipertensi sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.






DAFTAR PUSTAKA

L. Bruser, V (2006). Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Mansjoer, A (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Rokhaeni,dkk (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Harapan Kita.
Udjianti, J (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.


2 komentar:

Post a Comment